Corona (Covid-19) Dipertanyakan?!?
Sebelumnya gw juga sempat menulis beberapa bahasan masalah virus corona, padahal sebenarnya gw juga sudah gak peduli sama yang nama corona apalagi berita-berita di media yang seakan-akan mendoktrin masyarakat menjadi ketakutan dengan corona. Sekarang gw berasa geli lagi ingin menulisnya, kenapa? Ya karena gw sendiri termasuk daftar pasien corona karena hasil swab test gw yang positif dan gw adalah sebagai pasien OTG (Orang Tanpa Gejala).
Sedikit cerita awal mula gw jadi pasien positif corona. Jadi pada saat itu di tempat kerja gw kan ada jadwal rutinan swab test, tepat nya saat itu hari senin 26 Oktober. Kemudian pagi hari 28 Oktober, gw dikosan persiapan buat pulang ke rumah asal gw di Tuban. Pas gw beres-beres barang, gw sambil lihat HP dan dikabarin oleh teman kerja kalau hasil swab test gw positif. Karena jika positif otomatis gw kan mesti di isolasi dan gw pikir-pikir sejenak mending isolasi dikosan atau rumah. Dan gak lama gw berpikir, sudahlah dirumah aja biar lebih santai dari pada dikosan. Jadi pas itu gw lihat pesan teman gw hanya di notif dan emang sengaja gak gw read biar gw bisa langsung pulang dan beralasan baru lihat kalau dirumah. Semisal ceritanya kalau gw sudah baca dikosan, otomatis gw udah di wanti-wanti buat isolasi dikosan.
Sampai dirumah, gw bersikap santai aja ketemu dengan nyokap. Karena gw tau kalau nyokap itu emang takut dan waspada banget sama yang namanya corona. Di rumah gw masih diem aja sambil berpikir bagaimana caranya gw bilang ke nyokap kalau gw positif corona. Disini gw gak panik atau takut sama corona karena menurut gw corona bukan virus yang berbahaya banget justru yang jadi kepanikan gw bagaimana caranya gw bisa bilang ke nyokap karena gw yakin nyokap pasti langsung takut sama gw.
Akhirnya di grup kerja gw mulai banyak teman-teman yang sudah tau dan memberikan banyak semangat. Dan akhirnya ada dari senior gw yang menyarankan untuk isolasi di Rumisol (Rumah Isolasi) karena teman gw yang kerja di Tuban juga ada yang positif dan langsung masuk ke Rumisol. Kemudian gw pikir sejenak dengan pertimbangan dari pada nyokap ketakutan, mending gw masuk ke Rumisol. Langsung saja gw bilang mau ke Rumisol dan gw diberikan kontak dokter penanggung jawab Rumisol di Tuban.
Pada hari Rabu 28 Oktober, setelah maghrib gw langsung menuju Rumisol. Ternyata di Rumisol sudah ada 5 orang disitu (termasuk teman gw). Di Rumisol gw diantar oleh perawat menuju kamar gw dan gw juga diberikan persedian-persedian selam di Rumisol. Ada masker, tisu, vitamin, disinfektan, sabun cuci, kresek banyak.
Gw akhirnya keluar dari Rumisol hari Minggu 8 November. Sekrang ini gw mau cerita singkat apa saja gambaran di Rumisol. Di Rumisol seperti di asrama, buat yang lain mungkin santai tapi buat gw tidak juga karena gw juga masih ngerjain yang namanya pekerjaan kantor. Yang mau gw sampaikan disini, sebenarnya di Rumisol kita hanya bersantai, pagi berjemur bersama, makan 4 sehat 5 sempurna dan dikasih 1 vitamin.
Corona dipertanyakan?
Sebenernya masih banyak orang yang mempertanyakan sebenarnya corona ada atau tidak. Kalau dari gw sendiri yang yakin dan percaya memang ada virus nya. Tapi yang jadi pertanya seberapa bahaya sih? Nah, kalau yang gw yakin dan percaya sebenarnya corona bukanlah virus yang sangat berbahaya, hanya saja pemerintah dan media menyampaikan seolah-olah virus itu berbahaya.
Wah, parah gak percaya sama pemerintah! Wah, lu nganggap media pembohong berarti! Semisal ada yang baca tulisan gw, pasti ada yang pro-kontra.
Sekarang kenapa gw bisa bicara seperti ini? Pendapat gw berdasarkan pengalaman, bukan hoax atau cerita dari orang lain. Dipikir aja simpel tapi logis. Gw di Rumisol cuma dikasih makanan enak dan 1 vitamin, gw juga jadi teringat dr. Tirta yang pernah mengatakan kalau makanan enak merupakan salah satu obat dari corona. Coba kalian pikir, kalau berbahaya harusnya ada dong penangan yang benar-benar khusus. Pasti kalau ada yang soksok an bilang ke gw corona kan virus baru belum ada obatnya woy! Gw jawab pakai jawaban logis. Gw ini dianggap pasien positif corona, gw cuma di obatin makan sehat dan minum vitamin dan begitu saja sembuh (Bukan takabur atau sombong, ini untuk pernyataan pembuktian). Anj*ng banget yach mesti pakai acara di isolasi segala, apa beda nya sama orang batuk-pilek. Obatnya ya vitamin makan yang sehat.
Data Kematian Corona Tidak Dipisah
Gw punya pemikiran, kenapa antara yang meninggal karena murni corona dan yang mempunyai penyakit penyerta (komorbid) tidak dipisahkan. Padahal seharusnya jika dipisahkan akan menunjukkan data seberapa banyak pasien yang memang benar-benar meninggal karena corona sehingga dapat menunjukkan nilai seberapa tingkat berbahaya nya corona.
Kalau berdasarkan sumber dari health.detik.com di bulan April, pasien yang meninggal murni akibat corona 14 persen (11 pasien) dan 86 persen (65 pasien) dengan komorbid.[1] Kalau melihat data, kemungkinan memang pasien tersebut meninggal diakibatkan karena penyakit penyerta nya sendiri hanya saja si pasien terpapar corona.
Saat ini Indonesia sendiri masih mengikuti acuan dari WHO yang mana kematian akibat gejala atau komorbid dimasukan kategori kematian akibat corona (cnnindonesia.com).[2] Nah kalau begitu, jelas saja angka kematian akbiat corona terlihat tinggi, padahal belum tentu yang meninggal dengan komorbid disebabkan meninggalnya akibat corona.
Kesimpulan
Dari postingan gw kali ini yang mau gw sampaikan ke semuanya, gak usah terlalu takut dan panik dengan adanya corona. Virus corona memang ada, tapi tidak perlu dijadikan ancaman yang menakutkan. Tetap menjalani kehidupan seperti biasa saja dan tentunya pola hidup sehat.
Untuk saran gw buat yang takut corona karena media, lebih baik tidak perlu melihat info-info corona kalau nantinya malah membuat ketakutan diri sendiri. Buat simpelnya, anggap saja tidak ada atau anggap saja itu hanya penyakit batuk-pilek biasa. Yang terpenting tetap jaga kondisi dan hidup sehat.
Dan juga gak perlu takut atau menghindari orang yang pernah terpapar corona karena itu bisa membuat orang-orang tersebut merasa ditakuti dan menjadi terasingkan. Misalkan lu yang menjauhi orang yang pernah terpapar corona dan tiba-tiba lu sendiri di swab dengan hasil positif, nantinya lu takuti oleh orang-orang pastinya lu merasa gak nyaman dan malah menghindar dari masyarakat.
KEEP HEALTHY
[1] https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5045877/14-persen-meninggal-tanpa-penyakit-penyerta-masih-ragukan-bahaya-corona
[2] https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200922190055-20-549603/satgas-bantah-data-kematian-murni-covid-dan-komorbid-dipisah

Tidak ada komentar:
Posting Komentar